Halaman

Jumat, 01 Juli 2011

PEMANFAATAN LANGSUNG ENERGI PANAS BUMI UNTUK BALNEOTHERAPY


Indonesia merupakan negara yang dilalui jalur vulkanik yang menyimpan potensi energi panas bumi yang sangat berlimpah. Hal ini ditandai dengan munculnya manifestasi panas bumi sebanyak 244 lokasi yang tersebar di pulau-pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Dari jumlah lokasi tersebut, ada beberapa lokasi yang potensi energinya dapat dimanfaatkan baik untuk pembangkit listrik maupun pemanfaatan langsung energy panas bumi seperti media pengering produk pertanian (coklat, kopi, kopra, teh, biji-bijian)dan perikanan, sterilisasi media tanam, pasteurisasi produk peternakan (susu), pemanas ruangan, pemandian air panas, penyamak kulit dan Iain-lain (ASHRAE, 1987).
Sumber energi panas bumi yang tersebar luas hampir di seluruh kepulauan Indonesia tersebut, ada yang memiliki entalpi tinggi, sedang maupun rendah, Menurut diagram Lindall (D.N. Anderson, 1979), surnber energi yang memiliki entalpi tinggi (temperatur ≥ 200° C) pemanfaatannya adalah untuk pembangkit listrik. Sedangkan yang memiliki entalpi sedang hingga rendah (temperatur ≤ 200°C) dapat dimanfaatkan sebagai balneotherapy.
Balneologi adalah studi ilmiah tentang air mineral alami. Di Amerika Serikat, ilmu ini kurang terkenal, dan bahkan jarang dipraktekkan. Namun, seluruh Eropa dan Jepang, balneologi dan terapi air panas ini merupakan bagian dari perawatan medis rutin. Resep medis yang diberikan oleh dokter berlisensi untuk pengobatan berbagai macam kondisi, dan pemanfaatan air mineral secara luas didorong untuk digunakan sebagai bagian dari pengobatan dan  pencegahan terhadap penyakit. Balneotherapy adalah studi praktis dan pemanfaatan air untuk kesehatan.
Di Amerika Serikat, tidak ada standar nyata untuk mengklasifikasikan sifat-sifat air panas. Namun, di Eropa dan Jepang, ada standar umum yang digunakan oleh balneologists.
Sumber Mata Air Panas
Ada dua klasifikasi utama sumber air panas:
  • Filtration Hot Springs
Mata air panas filtrasi adalah mata air panas yang mengandung mineral yang dihasilkan oleh sistem panas bumi, pada awalnya mata air ini berasal dari air hujan yang merembes ke dalam bumi melalui sesar dan rekahan. Sepanjang perjalanannya masuk ke dalam bumi, air tesebut mengalami peningkatan energi yang berasal  panas bumi alami, selain itu juga air tersebut juga tercampur gas dan berbagai macam mineral yang berasal dari endapan batuan dan mineral. Air adsorbsi mineral tersebut kemudian mengalami proses pencucian, untuk selanjutnya dipanaskan dengan sumber panas bumi, dan kemudian kembali muncul ke permukaan bumi. 
  • Primary Hot Springs
Primary Hot Springs adalah mata air panas yang mengandung mineral, di mana aktivitas gunung berapi memainkan peran yang jauh lebih besar dalam proses pembentukan mata air panas. Salah satu perbedaan fisik mendasar antara Filtration Hot Springs dan Primary Hot Springs adalah kandungan mineral dan gas pada air, seperti radon dan bromida. Primary Hot Spring sering "didukung" oleh kamar magma yang ada bermil-mil di bawah permukaan bumi, serta di daerah vulkanik yang aktif.

Sebagai contohnya adalah mata air panas Inyo County Tecopa yang terletak di tepi tenggara Death Valley, di Gurun Mojave. Mata air ini termasuk Primary Hot Springs dengan suhu air rata-rata antara 116-118 °F, dan pada waktu bulan-bulan musim panas suhu air dapat mencapai 121-135 °F. Sehingga mata air ini termasuk klasifikasi Hot Springs. Mata air ini memiliki komposisi padatan terlarut alami >2000 mg/l, dengan kandungan sulfur yang rendah, alkali sulfat yang tinggi, dengan tingkat pH 7,4-7,6. Alkalinitas pada mata air panas ini terutama hasil dari kalium, kalsium, magnesium, dan ion natrium. Inyo County Tecopa mengandung 668 ppm bikarbonat. Tecopa Hot Springs tidak mengandung gas belerang, tetapi mengandung 497,5 ppm senyawa sulfat. Mata air Tecopa mengandung klorida sebesar 371 ppm.

Berdasarkan suhunya balneologist mengklasifikasikan mata air mineral antara lain:
·         Cold Springs dengan suhu <770 F (250 C)
·         Tepid Springs dengan suhu 77 - 930 F (25 - 340 C)
·         Warm Springs dengan suhu 93 - 1080 F (34 - 420 C)
·         Hot Springs dengan suhu >1080 F (>420 C)

Kandungan Mineral pada Mata Air Panas
Secara umum mata air yang mengandung mineral memiliki komposisi 1000 mg/l dari padatan terlarut alami.

Tingkat pH pada Mata Air Panas
Mata air panas berdasarkan tingkat pHnya dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yakni mata air panas asam, netral, dan basa. Mata air panas asam yakni yang memiliki skala pH <7, netral meiliki skala pH 7, dan basa memiliki skala pH>7

Kandungan Mineral pada Balneotherapy
Balneologists Eropa telah mempelajari secara intensif tentang terapi air mineral.  Mata air dengan kandungan mineral yang berbeda sering direkomendasikan untuk tiap orang sesuai dengan keluhan penyakitnya. Berikut ini merupakan hasil penelitian dari mineral-mineral yang sebagian besar terdapat pada sebagain besar mata air panas beserta manfaat dari mineral-mineral tersebut :
·         Bikarbonat
Di Spanyol, air diklasifikasikan sebagai air bikarbonat jika berisi lebih dari 250 PPM gas karbon bebas. Selain itu mata air ini juga mengandung gas bikarbonat (sodium bikarbonat, bikarbonat kalsium, karbon dioksida, dll). Mandi di air bikarbonat dipercaya membantu membuka pembuluh darah perifer dan membantu meningkatkan sirkulasi di dalam tubuh. Selain itu balneotherapists Eropa juga memanfaatkan air bikarbonat untuk mandi yang mampu mengatasi hipertensi dan aterosklerosis ringan.Untuk kondisi tersebut, bianya mandi dilakukan di Tepid-Warm Hot Springs  dengan suhu (86-100 ° F). Beberapa peneliti percaya bahwa mandi bikarbonat juga membantu mengatasi penyakit jantung dan ketidakseimbangan sistem saraf.
·         Sulfur dan Sulfat
Mata air panas yang kaya sulfur ada di Prancis, Spanyol, dan Jepang, digunakan untuk mengatasi berbagai macam permasalahan, seperti infeksi kulit, gangguan pernapasan, dan radang kulit.
Air panas kaya sulfat (senyawa belerang) memiliki komposisi sulfur yang jauh berkurang dibandingkan dengan mata air yang kaya sulfur. Air panas yang kaya sulfat ini biasanya untuk permasalahan hati dan gastrointestinal, serta untuk beberapa permasalahan pernapasan dengan terapi inhalasi, seperti di spa Eropa.
·         Klorida
Mata air panas asin yang kaya natrium klorida. Mata air mineral alami yang kaya klorida, memiliki jumlah klorida antara 0,5-3%, dianggap oleh beberapa peneliti bermanfaat untuk kondisi rematik, arthritis, kondisi sistem saraf pusat, gangguan pasca trauma dan pasca operasi, serta penyakit ortopedi dan ginekologi.
·         Mineral lain hasil penelitian :
-          Arsenic : arsenic dalam jumlah besar merupakan racun dalam tubuh manusia, tetapi dengan jumlah yang cukup dapat membantu tubuh dalam pertumbuhan jaringan dan plasma. Mandi pada kaki dengan kandungan arsenic yang tinggi dapat digunakan untuk mengatasi jamur pada kaki.
-          Boron : membangun massa otot, aktivitas otak meningkat dan memperkuat tulang. 
-          Magnesium : mengubah gula darah menjadi energy dan membuat kulit sehat.
-          Kalium : membantu dalam normalisasi irama jantung, membantu dalam mengurangi tekanan darah tinggi, membantu untuk menghilangkan racun tubuh dan meningkatkan kesehatan kulit.
-          Sodium : Sodium dan garam alami  membantu pengentasan gejala rematik, dan dapat merangsang sistem limfatik tubuh bila digunakan dalam bak mandi. 
-          Air asin yang tinggi kalsium, magnesium, dan potasium dapat membantu tubuh dalam membersihkan kulit.

  

                                                                 Spa Treatment
     
     Baleotherapy dan Spa
Balneoterapi menggunakan air  panas yang diambil dari air pada sistem panas bumi. Air mineral ini mengandung beberapa ion yang penting, diantaranya kation Na, K, Ca, dan Mg serta anion SO4, Cl, dan HCO3 melebihi 1 gram/liter. Dalam prakteknya air mineral ini harus bebas bakteri karena beberapa elemen tadi akan diserap melalui kulit dan akan menjadi zat kekebalan tubuh yang aktif yang akan  memainkan peranan penting dalam metabolisme dan mekanisme mineral dalam tubuh.
Sedangkan panas yang dibutuhkan oleh balneoterapi ini minimal sebesar 20°C yang dihasilkan dari mata air alami ataupun diambil langsung dari air sumur geotermal. Balneoterapi ini sebenarnya masih cukup sulit untuk dipelajari karena biasanya menjadi bagian dari terapi spa di banyak negara. Namun efek dari adanya balneoterapi ini dapat dirasakan dengan melakukannya secara rutin. Kualitas adanya balneoterapi ini akan maksimal apabila dipadukan dengan spa. Orang yang melakukan spa, tidak hanya mendapatkan fasilitas berendam secara metode balneoterapi tapi akan mendapatkan hal lain seperti pijat, elektroterapi, dan olahraga yang tentunya akan menambah kualitas dari perawatan ini.
Ditinjau secara medis, perawatan ini akan berjalan apabila dilakukan secara rutin minimal dalam tempo 2-3 minggu sekali. Sebuah penelitian dari beberapa dokter di rumah sakit luar negri menerangkan bahwa adanya metode balneoterapi di beberapa rumah spa selain bisa untuk sebagai refleksi syaraf untuk mencari ketenangan secara psikologis tetapi juga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Penyakit yang dapat disembuhkan dengan berendam menggunakan metode balneoterapi ini diantaranya adalah ostreoartritis, fibromyalgia, sakit punggung kronis, arthritis psoriatis dan rheumatoid arthritis. Namun parameter kesembuhan ini hanya bisa dicapai dengan perawatan jangka panjang. Tetapi hampir semua penelitian di rumah sakit menunjukkan adanya kemajuan percepatan waktu penyembuhan antara pasien yang menggunakan balneoterapi sebagai media penyembuhan bagi penyakit mereka dan yang tidak. Dari studi balneotherapy ini juga tidak didapat adanya efek samping buruk yang serius.
Dengan begini berarti di indonesia sistem ini dapat dikembangkan dengan mudah dan lebih murah dibandingkan dengan yang telah dikembangkan di Eropa semisal di Belanda. Di sana mereka mendapatkan air hangat dengan menggunakan alat pemanas, yang berarti harus mengeluarkan biaya dalam hal ini. Belum lagi mereka juga harus menambahkan mineral dalam air panas tersebut agar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun di negara yang mempunyai sumber panas bumi, biaya untuk hal ini dapat ditekan dengan menggunakan air panas dari geotermal secara langsung.
Di Indonesia, upaya untuk memasyarakatkan budaya mandi dengan menggunakan air panas langsung dari geothermal ini perlu lebih ditingkatkan karena kita punya sumber panas bumi yang sangat besar. Orang Indonesia saat ini mungkin lebih tertarik pergi ke spa di rumah-rumah spa daripada datang ke pemandian air hangat. Hal ini mungkin karena “pengemasan” dari pemandian aair hangat ini kurang menarik. Sedangkan kebanyakan orang Indonesia mempunyai gaya hidup yang mengikuti orang barat yang sering pergi ke spa. Jika kita pandai memanfaatkan peluang sumber panas bumi untuk pemandian yang dipadukan dengan spa, maka biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan/pasien akan jauh lebih murah.

Sumber :
en.wikipedia.org/wiki/Balneotherapy

www.sld.cu/galerias/pdf/sitios/...bal/rheumatology_international.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar